Saturday, August 14, 2010

ANDAI INI RAMADHAN TERAKHIR....


Ya Allah Ya Tuhanku,
Jika benar ini Ramadhanku yang terakhir,
Permudahkan untukku berzikir kepadaMu,
tanpa ada rasa jemu,
kurniakanlah bagi lidahku agar basah setiap waktu
berlagu syair rindu penuh merayu kepadaMu
Tuhan yang Satu.


Ya Allah ! Jika ini Ramadhan ku yang terakhir
Tentu solat yang ku kerjakan diawal waktu
penuh khusyuk dan tawadduk
antara tubuh dan qalbu berdiri menyatu
memperhambakan diri
kepadaMu YaAllah Rabbul Jalil.

Ya Allah ! Jika ini Ramadhan ku yang terakhir
Ampunilah hambamu
kerana sering curang pada janji
'Innasolaati Wanuusuki Wamahyayaa wamamaati,
Lillahirabbil aalamin '
Sesungguhnya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku..
kuserahkan hanya kepada Allah Tuhan seru sekelian alam.

Andai ku tahu ini Ramadhanku yang terakhir
Pasti ku berjanji
tidak akan ku sia-siakan walau sesaat yang berlalu
dan masa yang diberi kepadaku
dikesempatan yang lapang dan terluang
untuk ku selongkar ayat-ayatmu dari kitab yang diwahyukan kepada NabiMu
untuk bekal 'hari'ku di barzahMu
akan ku dendangkan dan ku syairkan di setiap waktu
biar sebati ditubuhku

Ya Allah ! Jika ini Ramadhan ku yang terakhir
Tidak akan ku biar malam ku berlalu
Pasti ku sujud bertahajjud kepadaMu
Dengarlah rintihan hambaMu
Kerana sesungguhnya aku tidak layak untuk ke syurgaMu
Namun aku juga tidak sanggup untuk menghuni nerakaMu

Ya Allah ! Jika ini Ramadhan ku yang terakhir
Sudah pasti aku tidak akan melupakan kaum keluargaku
Ayuh ! marilah kita meriahkan Ramadhan ini
Mari kita buru dan cari
Satu malam yang sangat 'abadi'
yang lebih baik dari seribu bulan di bumi.

Ya Allah ! Jika ini Ramadhan ku yang terakhir
Pasti akan ku persembah batin dan zahirku
menanti salam Izrail
rohani dan jasmaniku di kiri dan kanan
ridha' ar-rahman

Ya Allah ! Jika ini Ramadhan kami yang terakhir
Jadikanlah ia Ramadhan yang paling manis
penuh bererti dan berseri menerangi kegelapan hati kami
untuk menuju jalan ridha' dan kasih sayangMu
agar indah kehidupan kami
di barzahMu sebelum sampai ke penghidupan penuh abadi

Namun teman
tiada insan yang telah mengetahui
tentang Ramadhan ini,
apakah yang terakhir kali buat kami.

Seandainya benar Ramadhan ini yang terakhir buatku teman
Maafkan kesalahan dan kesilapan yang pernah aku lakukan
yang tersembunyi ataupun yang nyata di mata hati
Mohon kemaafan dari hujung rambut hingga hujung kaki

” MARHABAN YAA RAMADHAN”
Aminnn !

Wednesday, August 4, 2010

hajjaj dan sa'id

Hajjaj bin Yusuf adalah seorang gabenor dan penasihat Raja Abdul Malik bin Marwan zaman Khalifahan Bani Umayah (65-86 H/ 685-705 M). Sedangkan Sa'id bin Jubair adalah seorang tabi'i dan ulama besar yang terkenal pada waktu itu dan penentang gabenor yang zalim.


Hajjaj : "Bagaimana akidahmu sebagai pengikut Rasulullah ?"


Sa'id : "Beliau adalah Nabi pembawa rahmat dan Rasul Allah yang telah dikirim ke seluruh alam dengan membawa nasihat yang sempurna."


Hajjaj : "Bagaimana pendapatmu tentang kekhalifahan?"


Sa'id : "Itu bukan urusanku. Setiap orang mengetahui tanggungjawabnya masing-masing."


Hajjaj : "Apakah aku termasuk orang yang baik atau buruk?"


Sa'id : "Bagaimana aku mengetahui apa yang aku tidak ketahui? Aku hanya mengetahui tentang diriku."


Hajjaj : "Siapakah diantara mereka yang paling kamu sukai?"


Sa'id : "Orang yang paling diridhai Allah."


Hajjaj : "Siapakah yang paling diridhai oleh Allah?"


Sa'id : "Itu hanya diketahui oleh yang Maha Memegang hati manusia dan yang memiliki seluruh rahsia."



Hajjaj : "Apakah Ali berada di syurga atau neraka?"


Sa'id : "Jika aku pernah pergi ke syurga atau neraka, lalu aku melihat isinya, maka aku baru dapat menjawabnya."


Hajjaj : "Pada hari kiamat, aku termasuk golongan manusia yang bagaimana?"

Sa'id : "Aku tidak mengetahui tentang yang ghaib."


Hajjaj : "Kamu tidak jujur kepadaku !"


Sa'id : "Aku tidak berbohong kepadamu."


Hajjaj : "Mengapa kamu tidak pernah tertawa?"


Sa'id : "Tidak ada yang patut ditertawakan. Bagaimana mungkin manusia dapat tertawa sedangkan ia terbuat dari tanah, dan kita akan dibangkitkan pada hari kiamat, dan setiap hari kita selalu berada dalam fitnah dunia?"


Hajjaj : "Kalau aku suka tertawa?"


Sa'id : "Jika demikian kita memang diciptakan dalam keadaan yang berbeda."


Hajjaj : "Aku sekarang akan membunuhmu?"


Sa'id : "Penyebab kematianku sudah tertulis sejak dulu."


Hajjaj : "Aku lebih dicintai Allah daripada kamu."


Sa'id : "Aku tidak mau mendahului Allah, sebelum aku tahu darjatku sendiri, Allahlah yang mengetahui hal-hal yang ghaib."


Hajjaj : "Mengapa aku tidak mau memberanikan diri padahal aku adalah termasuk raja-raja? Dan kamu termasuk golongan pembangkang yang melawan kerajaan?"


Sa'id : "Aku tidak mau terpisah dari jamaah, aku tidak menyukai fitnah. Dan apa yang telah menjadi takdirku, aku tidak mampu menolaknya."


Hajjaj : "Apapun yang dikehendaki oleh Amirul Mukminin, apa sulitnya bagi kami untuk mendapatkannya?"


Sa'id : "Aku tidak tahu apa yang kamu kumpulkan."



Kemudian Hajjaj menyuruh pelayannya untuk mengambil emas, perak, pakaian dan lain-lainnya, lalu harta itu diletakkan dihadapan Sa'id.


Sa'id : "Ini adalah harta yang baik jika kamu tunaikan syarat-syaratnya."


Hajjaj : "Apakah syarat-syaratnya?"


Sa'id : "Syaratnya ialah, belilah sesuatu dengan harta ini yang dapat memberikan keamanan pada hari kiamat semua manusia dalam keadaan kebingungan, pada hari ketika ibu yang menyusui melupakan bayinya, pada hari ketika wanita hamil menjadi gugur kandungannya Selain itu, seseorang tidak dapat memperoleh sesuatu yang lebih bernilai kecuali yang bermanfaat pada hari itu."


Hajjaj : "Apakah yang kami kumpulkan ini tidak baik?"


Sa'id : "Kamu yang mengumpulkannya, tentu kamu yang mengetahui kebaikannya"


Hajjaj : "Apakah ada diantara benda ini yang kamu sukai?"

Sa'id : "Apa yang disukai Allah, itulah yang aku sukai."


Hajjaj : "Binasalah kamu !"


Sa'id : "Kebinasaan hanyalah bagi orang yang dijauhkan dari syurga dan dilemparkan ke dalam neraka oleh Allah."


Hajjaj : "Katakanlah kepadaku bagaimana caranya aku harus membunuhmu?"


Sa'id : "Terserah dengan cara apapun yang kamu sukai."


Hajjaj : "Apakah aku harus mengampunimu?"


Sa'id : "Ampunan adalah milik Allah, ampunanmu tidak bermanfaat sedikitpun."


Hajjaj menyuruh algojonya :


"Bunuhlah dia !"


Kemudian Sa'id dibawa keluar oleh alogojo, tetapi Sa'id hanya tersenyum.


Hajjaj : "Mengapa kamu tersenyum?"


Sa'id : "Aku mengagumi keputusan Allah, dan aku tersenyum kerana kasih sayang-Nya kepadaku."


Hajaj menyuruh algojonya, "Aku membunuh orang yang memecah-belah kaum muslimin. Potonglah lehernya di hadapanku!"


Sa'id : "Izinkanlah aku solat dua rakaat."


Hajjaj mengizinkannya. Setelah selesai solat, Sa'id menghadapkan mukanya ke arah kiblat, lalu membaca (yang ertinya) : "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah." (QS Al An'am 79)


Hajjaj : "Palingkan wajahnya dari kiblat, arahkan wajahnya ke kiblat orang-orang Nasrani, kerana ia telah memecah-belah kaum muslimin dan telah menimbulkan perselisihan di antara mereka !"


Wajah Sa'id dipalingkan dari kiblat, lalu Sa'id membaca (yang artinya)

"Kemanapun kamu palingkan wajahmu, di situ akan menemui Allah." (QS Al Baqarah 115).


Hajjaj : "Telungkupkan wajahnya ke tanah ! Kita bertanggung-jawab atas perbuatannya yang terlihat."


Sa'id : "Darinya (tanah) Kami menjadikan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikanmu, dan darinya Kami akan mengeluarkanmu pada waktu yang lain" (QS Thaaha 55)


Hajjaj : "Bunuh dia !"


Sa'id : "Aku bersaksi atas perbuatan ini. Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahawa Muhammad itu utusan Allah. Wahai Hajjaj, ingatlah ! Jika nanti pada hari kiamat aku berjumpa denganmu, aku akan menuntutmu."


Setelah itu hukuman mati dijalankan, Sa'id pun mati syahid.


* * *
Kita tentu berharap munculnya ulama dan cendekiawan seperti Sa'id bin Jubair yang rela berkorban mempertahankan kebenaran, demi tegaknya negara yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur, mereka yang tidak silau dan tidak berkepentingan terhadap harta dan jabatan, tetapi yang konsisten mengajak kepada kebaikan dan mencegah segala kerosakan sesuai firman Allah.



"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran 104).



Ref.: Kitab Fadhail A'mal karya Maulana Muhammad Al Kandhalawi

Tuesday, August 3, 2010

MENGEMIS KASIH


Tuhan dulu pernah
aku menagih simpati,
Kepada manusia yang alpa jua buta,
Lalu terheretlah
aku dilorong gelisah,
Luka hati yang berdarah
kini jadi parah,
Semalam sudah sampai kepenghujungnya,
Kisah seribu duka
ku harap sudah berlalu,
Tak ingin lagi
kuulangi kembali,
Gerak dosa yang menhiris hati,
Tuhan dosa itu menggunung,
Tapi rahmat-Mu melangit luas,
Harga selautan syukurku,
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi.

++ Followers ++

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...